Maluku dan Papua Catat Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Tahun 2024
Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, melaporkan bahwa wilayah Maluku dan Papua catat laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia pada tahun 2024. Secara kumulatif (c-to-c), pertumbuhan di wilayah ini mencapai 7,81 persen, jauh di atas rata-rata nasional yang tercatat sebesar 5,03 persen.
Amalia menyampaikan bahwa pertumbuhan yang tinggi ini merupakan hasil dari berbagai aktivitas ekonomi strategis, terutama di sektor industri pengolahan, pertambangan, dan perdagangan. Ia menyampaikan pernyataan tersebut dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Rabu.

Wilayah di Luar Jawa dan Sumatera Seperti Maluku dan Papua catat laju pertumbuhan ekonomi
Lebih lanjut, Amalia menyoroti bahwa beberapa wilayah di luar Pulau Jawa dan Sumatera menunjukkan performa ekonomi yang cukup impresif. Wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Nusra) mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,04 persen, Kalimantan 5,52 persen, dan Sulawesi 6,18 persen. Semuanya mencatatkan angka pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Hal ini menunjukkan adanya pergeseran dinamika pertumbuhan yang kini tidak lagi terpusat hanya di Pulau Jawa, tetapi mulai merata ke berbagai wilayah lainnya di Indonesia.
Pulau Jawa dan Sumatera Masih Mendominasi PDB Nasional
Meski pertumbuhan ekonominya tidak setinggi wilayah lainnya, Pulau Jawa dan Sumatera tetap memegang peran dominan dalam menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) nasional berdasarkan harga berlaku (ADHB).
“Pulau Jawa memberikan kontribusi sebesar 57,02 persen terhadap total PDB nasional, sedangkan Pulau Sumatera berada di posisi kedua dengan kontribusi 22,12 persen,” ujar Amalia.
Adapun nilai PDB nasional pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp22.138,96 triliun. Artinya, sekitar tiga perempat dari keseluruhan nilai ekonomi Indonesia berasal dari dua pulau ini.
Kontribusi Regional Lain seperti Maluku dan Papua catat laju pertumbuhan terhadap PDB Nasional
BPS juga mencatat kontribusi wilayah lainnya terhadap PDB nasional tahun 2024 sebagai berikut:
-
Bali dan Nusa Tenggara: 2,81 persen
-
Kalimantan: 8,24 persen
-
Sulawesi: 7,12 persen
-
Maluku dan Papua: 2,69 persen
Meskipun kontribusi dari Maluku dan Papua catat laju pertumbuhan ekonomi meningkat namun belum besar secara nasional, pertumbuhan ekonominya yang cepat menunjukkan potensi besar untuk berkembang di masa depan.
Sektor-Sektor Unggulan Tiap Wilayah
Dalam laporan tersebut, Amalia juga memaparkan sektor-sektor unggulan yang mendorong pertumbuhan ekonomi di masing-masing wilayah Indonesia. Berikut adalah ringkasannya:
1. Pulau Jawa dan Sumatera
Pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terutama disokong oleh sektor industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi. Jawa sebagai pusat industri nasional memiliki jaringan produksi yang luas, sementara Sumatera memiliki basis perdagangan dan infrastruktur yang terus berkembang.
2. Bali dan Nusa Tenggara
Di wilayah ini, sektor akomodasi dan makan minum, pertambangan, serta perdagangan menjadi sumber utama pertumbuhan. Pariwisata yang mulai pulih pasca-pandemi memberikan dorongan besar bagi ekonomi Bali, sedangkan Nusa Tenggara berkembang melalui pertambangan dan aktivitas komersial.
3. Kalimantan
Kalimantan mencatatkan pertumbuhan kuat yang bersumber dari pertambangan, konstruksi, dan perdagangan. Proyek Ibu Kota Negara (IKN) juga ikut memberikan dampak positif terhadap sektor konstruksi dan investasi regional.
4. Sulawesi
Di wilayah ini, sektor unggulannya adalah industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan. Sulawesi dikenal dengan kekuatan sektor pertanian dan industri berbasis sumber daya lokal seperti nikel dan kakao.
5. Maluku dan Papua
Wilayah Maluku dan Papua catat laju pertumbuhan ekonomi paling tinggi berkat kontribusi dari sektor industri pengolahan, pertambangan, dan perdagangan. Industri pengolahan migas serta eksplorasi sumber daya alam menjadi pendorong utama.
Papua Barat Jadi Provinsi dengan Pertumbuhan Tertinggi
Secara provinsi, Papua Barat menempati posisi teratas sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi tahun 2024, yaitu sebesar 2,58 persen (c-to-c). Meski terlihat kecil, angka ini mencerminkan tren pertumbuhan yang positif di tengah tantangan global dan ketergantungan pada komoditas tertentu.
Amalia menjelaskan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan signifikan di sektor industri pengolahan, khususnya minyak dan gas. Kenaikan produksi gas alam cair (LNG) menjadi faktor utama yang mendorong angka pertumbuhan tersebut.
“Ekspor luar negeri Papua Barat juga mengalami pertumbuhan dua digit, yakni sebesar 17,53 persen, dengan komoditas utama berupa gas,” ungkap Amalia.
Bangka Belitung Tercatat sebagai Provinsi dengan Pertumbuhan Terendah
Di sisi lain, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi wilayah dengan pertumbuhan ekonomi paling rendah, yaitu hanya 0,02 persen (c-to-c). Rendahnya angka pertumbuhan ini dipengaruhi oleh perlambatan sektor pertambangan timah serta minimnya diversifikasi ekonomi daerah.
Hal ini menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah agar dapat mendorong pengembangan sektor-sektor ekonomi lain seperti pariwisata, pertanian, atau industri kreatif untuk menyeimbangkan ketergantungan pada sektor ekstraktif.
Pemerintah Dorong Pemerataan Ekonomi Nasional
Capaian pertumbuhan yang lebih merata di berbagai wilayah menunjukkan bahwa kebijakan pembangunan nasional mulai membuahkan hasil. Pemerintah terus mendorong investasi, pengembangan infrastruktur, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah-daerah yang selama ini kurang berkembang.
Amalia menyatakan bahwa sinergi antarsektor dan antarwilayah menjadi kunci untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional. Upaya pemerataan pembangunan tidak hanya penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam jangka panjang.
Kesimpulan: Potensi Wilayah Timur Semakin Menonjol dengan Terbuktinya Maluku dan Papua catat laju pertumbuhan ekonomi
Laporan dari BPS ini memperlihatkan bahwa wilayah Indonesia Timur, khususnya Maluku dan Papua Catat geliat ekonomi yang menjanjikan. Dengan kontribusi sektor pengolahan dan migas yang terus meningkat, serta dorongan dari ekspor, wilayah ini berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Meskipun kontribusinya terhadap total PDB nasional masih kecil, tren pertumbuhan yang konsisten dan pesat bisa menjadi sinyal positif bagi investasi dan pengembangan wilayah ke depan. Sementara itu, Pulau Jawa dan Sumatera tetap menjadi tulang punggung ekonomi nasional dari sisi kontribusi nilai.
Dengan kebijakan yang tepat dan pemerataan pembangunan yang berkelanjutan, bukan tidak mungkin keseimbangan pertumbuhan ekonomi antarwilayah akan semakin nyata di tahun-tahun mendatang.
Baca Juga Artikel : “Cegah Gangguan Mental Dini Pemkot Yogya“

