Satpol PP Razia Manusia Silver yang Meresahkan di Yogyakarta

Table of Content

Satpol PP Razia Manusia Silver yang Meresahkan di Yogyakarta

Fenomena manusia silver semakin menjamur di sejumlah titik keramaian di Kota Yogyakarta. Mereka mengecat tubuhnya dengan warna perak lalu berdiri di pinggir atau tengah jalan. Dengan gerakan patung yang sesekali hidup, mereka berusaha menarik perhatian pengendara. Tujuannya jelas: meminta uang. Aksi ini dinilai banyak pihak tidak hanya mengganggu ketertiban umum, tetapi juga membahayakan keselamatan. Karena hal itu Satpol PP Razia Manusia Silver yang mengganggu ketertiban sehingga menimbulkan ketidak nyamanan masyarakat.

Keberadaan manusia silver sudah menjadi pemandangan sehari-hari di titik seperti Malioboro, Tugu Yogyakarta, dan Gejayan. Mereka kerap berdiri di bawah terik matahari tanpa perlindungan yang memadai. Aktivitas ini sebagian besar dilakukan oleh anak-anak muda dan bahkan ada yang masih di bawah umur. Meskipun sebagian masyarakat merasa iba, banyak juga yang merasa terganggu dengan praktik ini.

Satpol PP Razia Manusia Silver yang Meresahkan di Yogyakarta
Satpol PP Razia Manusia Silver yang Meresahkan di Yogyakarta

Tindakan Tegas Satpol PP Razia Manusia Silver di Sejumlah Titik Strategis

Menanggapi keresahan tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Yogyakarta melakukan operasi penertiban. Aksi Satpol PP razia manusia silver ini dilakukan secara serentak di beberapa titik yang menjadi pusat aktivitas para manusia silver. Operasi dilaksanakan pada hari Selasa pagi hingga siang, melibatkan puluhan personel dari Satpol PP dan Dinas Sosial.

Dalam razia tersebut, petugas berhasil menjaring lebih dari 15 manusia silver. Mereka ditemukan sedang beraksi di simpang empat Tugu, Jalan Solo, dan sekitar UGM. Para pelaku langsung dibawa ke kantor Satpol PP untuk didata dan diberikan pembinaan awal. Sebagian besar mengaku melakukan aksi ini karena kebutuhan ekonomi dan tekanan kelompok tertentu. Namun alasan tersebut tidak bisa membenarkan aksi yang mengganggu ruang publik.

Penjelasan Satpol PP Razia Manusia Silver : Bukan Sekadar Penertiban, Tapi Juga Edukasi

Kepala Satpol PP Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat, menjelaskan bahwa penertiban ini bukan semata-mata untuk menangkap pelaku. Satpol PP juga melakukan pendekatan persuasif dan edukatif. “Kami tidak serta merta menghukum. Kami berusaha memberikan pemahaman dan alternatif kegiatan positif,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa banyak dari pelaku merupakan anak-anak yang putus sekolah.

Dalam beberapa kasus, pihak Satpol PP harus memanggil orang tua atau wali dari anak-anak yang terjaring. Tujuannya untuk melibatkan keluarga dalam proses pembinaan. “Kami tidak ingin hanya menertibkan di permukaan. Kami ingin menyentuh akar masalahnya,” tegas Octo. Oleh karena itu, Satpol PP razia manusia silver juga melibatkan tenaga psikolog dan pekerja sosial untuk melakukan asesmen.

Keterlibatan Dinas Sosial: Penanganan dan Pembinaan Lanjutan

Petugas dari Dinas Sosial Kota Yogyakarta turut dilibatkan dalam operasi ini. Mereka bertugas mendampingi proses pendataan, asesmen, dan rekomendasi penanganan lanjutan. Bagi mereka yang masih di bawah umur dan tidak memiliki orang tua, akan disalurkan ke panti sosial atau rumah singgah. Di sana mereka akan diberikan pendidikan dan keterampilan dasar.

Sementara bagi yang sudah dewasa, akan diarahkan mengikuti pelatihan kerja atau kegiatan wirausaha yang disediakan Dinas Sosial. Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki beberapa program pemberdayaan masyarakat yang bisa dimanfaatkan. Dengan cara ini, diharapkan manusia silver tidak kembali ke jalan. “Kami ingin memberi mereka kesempatan kedua,” ujar salah satu petugas sosial.

Fenomena Sosial yang Meningkat: Antara Seni dan Eksploitasi

Manusia silver awalnya dikenal sebagai bentuk seni jalanan atau pertunjukan mime. Namun belakangan praktik ini berubah menjadi aksi meminta-minta yang memanfaatkan rasa iba masyarakat. Bahkan ada dugaan bahwa beberapa pelaku dikendalikan oleh koordinator atau sindikat. Hal ini tentu menjadi perhatian serius karena bisa mengarah pada praktik eksploitasi anak.

Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta menyatakan dukungannya terhadap tindakan Satpol PP. Menurutnya, tindakan ini penting untuk menjaga citra kota sebagai destinasi wisata budaya. “Kami ingin ruang publik di Yogyakarta bersih dari praktik-praktik yang tidak mendidik,” tegasnya. Dengan begitu, Yogyakarta tetap nyaman bagi wisatawan dan masyarakat lokal.

Respons Masyarakat: Dukungan dan Harapan Penanganan Berkelanjutan

Razia yang dilakukan Satpol PP mendapat respons positif dari banyak warga. Banyak yang berharap operasi ini dilakukan secara rutin agar tidak ada lagi manusia silver yang berkeliaran. Salah satu warga Malioboro mengaku sering merasa tidak nyaman melihat manusia silver mendekat ke jendela mobil. “Kadang saya kasihan, tapi juga takut. Apalagi kalau mereka masih anak-anak,” ujarnya.

Masyarakat juga mulai diedukasi agar tidak memberi uang kepada manusia silver. Memberi uang justru membuat mereka semakin bertahan di jalanan. Pemerintah mengimbau warga untuk melaporkan jika menemukan aksi serupa. Selain itu, pihak Satpol PP dan Dinas Sosial akan meningkatkan patroli secara berkala untuk mencegah kembalinya manusia silver.

Satpol PP Razia Manusia Silver Menjadi Solusi Jangka Panjang dan Upaya Pencegahan Berulang

Pemerintah Kota Yogyakarta tidak hanya fokus pada razia, tetapi juga pada solusi jangka panjang. Satpol PP akan bekerja sama dengan sekolah, komunitas, dan tokoh agama untuk memberikan penyuluhan. Anak-anak yang berisiko turun ke jalan akan diberikan alternatif kegiatan melalui program pengembangan minat dan bakat.

Selain itu, akan disusun sistem pelaporan cepat berbasis masyarakat yang memungkinkan tindakan segera. Pemerintah juga akan memperkuat aturan daerah terkait penertiban gelandangan dan pengemis, termasuk manusia silver. Semua ini demi menciptakan Yogyakarta yang aman, tertib, dan manusiawi.

Penutup

Aksi Satpol PP razia manusia silver menjadi bukti bahwa pemerintah Kota Yogyakarta tidak tinggal diam melihat gangguan ketertiban. Langkah ini bukan hanya soal penertiban, tapi juga bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda. Dengan pendekatan yang komprehensif, masalah manusia silver diharapkan bisa tertangani dengan baik dan berkelanjutan.

Baca Juga Artikel : “Cegah Gangguan Mental Dini Pemkot Yogya

admin

admin@cahayatimurnusantaraemas.com https://cahayatimurnusantaraemas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent News

Trending News

Editor's Picks

Jasa Pembuatan Website Jakarta Selatan

Jasa Pembuatan Website Jakarta Selatan

Jasa Pembuatan Website Jakarta Selatan Di era digital saat ini, memiliki website profesional bukan lagi sekadar kebutuhan, melainkan kewajiban untuk meningkatkan kredibilitas dan visibilitas bisnis Anda. Jasa Pembuatan Website Jakarta Selatan hadir untuk membantu UMKM, startup, hingga perusahaan besar di kawasan Jakarta Selatan memperoleh tampilan online yang menarik, responsif, dan SEO‑friendly. Kunjungi Website Kami :...
Jasa Pembuatan Website Profesional

Jasa Pembuatan Website Profesional

Jasa Pembuatan Website Profesional Menghadirkan solusi digital terbaik untuk bisnis Anda, Jasa Pembuatan Website Profesional kami siap membantu mewujudkan kehadiran online yang menarik, responsif, dan efektif. Dengan tim ahli yang berpengalaman, kami menjamin kualitas, keamanan, serta kemudahan pengelolaan situs web sesuai kebutuhan Anda. Berikut adalah alasan mengapa Anda perlu memilih layanan kami: 1. Mengapa Memilih...

NE

News Elementor

Kontak Kami

Berita terkini

©2024- All Right Reserved. Designed and Developed by  Blaze Themes